Tentang Rumah Bambu

rumah bambu adalah tempat bekerja menggunakan konsep haibun. penikmat sastra dipersilahkan mampir.

13 Agustus 2008

Tenang dalam Hiruk Pikuk

Tiap pagi, sehabis membuka pintu kamar dan menghirup udara pagi yang segar, saya selalu membatin,"Keriuhan apa yang akan muncul di hari ini?" Seakan saya akan menghadapi keriuhan pasar setelah beberapa langkah meninggalkan kamar.

meringis taring/gelut anjing kucing/cuma tulang kok!

Kehidupan di depan kamar, saya lihat sebagai anjing dan kucing bergelut memperebutkan tulang. Pergulalatan hidup manusia-manusia seperti saya penuh pertarungan: gengsi,harga diri,ego,kepentingan. Riuh. Mengingatkan saya pada gonggongan dan eongan dua binatang sedang berhadapan untuk sebuah tulang yang tersisa.

Hinakah pergulatan itu?

Tentu saja tidak. Hewan, pun manusia purba, berjuang untuk memperoleh makanan agar mampu meneruskan kodratnya sebagai mahluk hidup. Manusia modern sekarang, tidak cukup hidup dari makanan. Mereka -dan juga saya- juga memuaskan ego, gengsi dan harga diri agar bertahan hidup.

Setelah membaca puisi pendek di atas, saya tersenyum geli pada diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar