Bukan rahasia bila hutan-hutan kita sudah banyak berkurang. Gundul. Buktinya sudah dirasakan di banyak tempat. Bahkan polisi sudah menyatakan perang kepada para pembalak liar. Juga tidak bisa di pungkiri hutan pelan-pelan akan habis untuk menghidupi manusia. Saya hanya mengamini dan menggumam, "di mana lagi akan kutemui hatan?"
Tak dinyana, hutan justru saya temui saat mengapresiasi haiku di internet. Terasa sekali denyut alam dalam haiku-haiku para penyair itu. Lalu saya pun mengambil tempat, memutuskan untuk konsisten menulis haiku dibanding bentuk-bentuk puisi lainnya.
dunia maya / alam mewujud / di baris haiku
Teman-teman di kemudian.com pasti maklum pada pilihan saya. Kesederhanaan, jujur dan hemat kata, itulah yang saya petik dari dunia haiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar