Meski tinggal di hutan kecil, angin musim kemarau terasa begitu kering. Seolah-olah tajuk pepohonan tinggi tidak cukup memberi kelembaban guna mengalahkan panas yang dibawa kemarau. Sulit dibayangkan bagaimana kemarau dialami oleh penduduk kota besar yang sudah kehilangan taman. Mungkin pelarian mereka adalah kamar tidur berpendingin udara....
desau kemarau
ombang-ambing daun mati
di kubangan satu-satunya
Di televisi ada berita menyebutkan, orang harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan air bersih. Yang bisa mereka bawa pulang mungkin hanya 10 sampai 15 liter. Suasana kemarau ini bisa melukiskan betapa kering kehidupan batin orang. Ketika bahan-bahan pangan melambung tinggi, kehidupan batin terpengaruh: iri, benci, egois tumbuh meruyak seperti tanpa kendali. Kalau perasaan saya ini benar, maka tidak lama lagi kita akan menyaksikan kebudayaan kematian. Saya berharap perasaan saya salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar