Seorang teman duduk di hadapanku, tampak cemas. Aku bahkan sampai tak berani menduga apa yang dia cemaskan. Tapi kusengaja diam, menunggu dia membuka cerita.
“Aku susah mendapatkan pacar….” Akhirnya dia mengaku.
Ganteng, penampilan dan bicaranya meyakinkan, punya pekerjaan tetap… mustahil dia sulit menemukan jodohnya.
“Apa yang kamu takutkan?” tanyaku.
“Setelah menikah nanti bagaimana? Serba gelap.”
Dengan mengatakan demikian, sebenarnya dia telah mengakhiri pembicaraan. Sebab, bila dia takut pada konsekuensi pilihan, Tuhan pun tidak bisa membantu.
belalang timpang
bertahan pada dinding
ajal mengintip
'ketakutan' temannya adalah 'ketakutanku' juga mas...
BalasHapuspiye iki?
kalau sudah begitu,ya seperti belalang timpang saja: bertahan...
BalasHapus