Hampir tengah malam saya mendapat telepon dari istri untuk segera pulang. Istri sedang menuju ke rumah sakit untuk melahirkan. Sangat kesakitan ia dan butuh seorang teman.
Saya menunggu waktu. Gelisah. Teman yang saya mintai tolong untuk mengantar ke halte angkutan umum baru bisa setelah sahur. Maklum, saya tinggal di mess yang letaknya terpencil. Selepas maghrib hanya ada ojek. Kendaraan pribadi saya tidak punya.
Akhirnya selepas sahur saya bisa ke halte itu. Bukaan istri saya sudah delapan. Di tengah perjalanan menuju rumah sakit, ponsel berbunyi. “Pak, istri Anda harus dioperasi cesar untuk menyelamatkan janin dan ibunya,” jelas dokter kandungan istriku.
Otak saya bilang, “Di mana aku bisa mendapatkan uang?” Namun mulut saya serta merta menjawab, “Baik, Dok, saya setuju!” Ada yang jauh lebih berharga dibanding biaya operasi…
buah-buah tangan
berebut pulang
temui cinta
Aku bisa mengerti yg Om Bambu rasakan.
BalasHapusMungkin hampir sama, waktu itu juga kakak iparku harus di cesar, proses persalinan normal tidak bisa karena ada Myoma yang besarnya sama dg dedek bayinya.
Alhamdulillah, semua berjalan dg lancar. Dedeknya skrg malah udah besar, mo turun tanah minggu depan he.he.