Dalam perjalanan ke tempat kerja hari ini, aku ada di satu angkudes bersama seorang pembuat tempe. Yang istimewa kulihat dia membawa dua karung (bekas wadah pupuk urea) berisi kucing. Dari eongannya, pastilah dalam karung itu tidak berisi anak-anak kucing saja; ada induk di situ.
Pelan-pelan si tukang tempe mengaku, ia bosan karena rumahnya selalu jadi ruang singgah bagi kucing-kucing blakrakan (liar dan tidak tahu asal-usul kepemilikannya). Hari ini dia akan membuang kucing-kucing itu di pasar. Saat angkudes berhenti di depan pasar untuk menurunkan penumpang, ia membuang karung itu, membuka ikatan talinya dan kucing besar dan kecil keluar berlarian.
Kurasakan betul betapa lega si tukang tempe membuang kucing-kucing itu. Dia tidak perlu memikirkan bagaimana harus memberi makan mereka. Dan terbukalah kerapuhan kita...
mendung subuh-
embun di ujung daun
lelah bergantung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar