Selama ini selalu dikesankan, orang-orang semacam saya -rakyat kecil- harus dibela karena lebih jujur, lebih terbatas pilihannya dan yang paling utama karena saya miskin. Pemikiran itu benar bila premisnya adalah kaum kaya punya jauh lebih banyak energi (uang) yang memungkinkan mereka mempunyai segudang pilihan dan mempercantik penampilan agar tampak lebih jujur.
berkas putih
pada awan malam kelam
kamu?
Citra itu kemudian luntur, atau bahkan musnah, saat ada berita pengusiran seorang ibu yang baru saja membongkar sebuah peristiwa penyontekan massal. Seolah kami -rakyat kecil dan miskin- mengingkari kebanggaan yang kami bangun sendiri bila berhadapan dengan kaum kaya. Pencitraan selalu gagal menjalankan tugasnya apabila kenyataan yang keras berdiri sebagai cermin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar