Tentang Rumah Bambu

rumah bambu adalah tempat bekerja menggunakan konsep haibun. penikmat sastra dipersilahkan mampir.

23 Juni 2011

Tahu Campur

Menjelang maghrib di sebuah warung tahu campur. Menu baru saja tersaji, ada di depan mata. Belum lima suapan, si penjual minta maaf karena lampu penerangan warung redup. Ah, saya tidak menyadari keremangan warung karena saya sibuk menikmati makanan yang cocok dengan lidah. Saya maafkan dia. Kembali saya menyuapi hasrat akan makanan enak.

kerlip kota
usai senja menghilang
main mata

Sampailah lidah saya merasakan pedas. Saya mencari air minum. Tengok sana-sini. Aksi itu disambut permintaan maaf lagi. Air minum habis. Teh? Habis pula. Permintaan maaf kali ini disertai kisah, dia hari itu sedang sial karena persiapannya tidak terlalu bagus dan hari itu pertama kalinya berjualan tahu campur. Dalam perjalanan pulang –rasa pedas belum hilang- saya tertawa kecil. Berapa kali dia harus minta maaf malam itu dan berapa versi kisah sebagai dalihnya…

1 komentar:

  1. Om Al is back! Om Al is back!! hehehe...

    aihh...asyik bacanya. hmm... bukankah sudah membudaya hal seperti itu? permintaan maaf dengan berbagai alasan untuk mendukung maafnya itu :D

    BalasHapus