Tokek hari-hari ini berbunyi, “Naik, enggak… Naik, enggak..!” Dia ingin menggoda setelah mengikuti berita betapa sebentar lagi akan banyak orang menjadi berdosa karena membeli bahan bakar premium. Menarik diikuti, spekulasi menaikkan harga BBM yang sudah pasti akan membebani kehidupan sehari-hari. Tokek itu menjadi teman saya sekarang.
kais-kais
lumpur tepi sungai
keemasan
Belum sempat si tokek menjatuhkan keputusan, sahabat saya berkata, “Bagaimanapun, kita harus sadar,Negara tidak mungkin mensubsidi terus-terusan premium untuk rakyat. Bangkrut nanti Negara kita! Kita harus membiayai Negara.”
Samasekali saya tidak memeriksa kebenaran komentar sahabat saya itu. Biarlah komentar itu hidup sebagaimana tokek -sahabat baru saya itu- berbunyi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar