Barangkali akibat perasaan tidak enak,setelah merasakan peluang terjadinya sandyakala perusahaan, sahabatku mulai rajin menulis,membaca;pendeknya kembali mengunyah kata-kata. Seolah energi untuk kreatif menulis kembali muncul
Aku ketularan energi itu Di saat bersamaan,aku terantuk kolom Jalaludin Rahmat di Tempo 12 Oktober 2008. Ia mengutip Dostoyevski, The Brother Karamasov: “Ada tiga kekuatan,dan hanya tiga yang dapat menaklukkan dan melumpuhkan semangat para pemberontak ini: mukjijat, misteri dan otoritas,”
tajuk resik
kerlip nur keemasan
:kemenanganku
Benar,ketiganya memang mampu melumpuhkan. Mari kita periksa. Saat bangun pagi,kita disadarkan bahwa ada otoritas di luar diri yang mampu menggugah kita dari tidur;itu jelas mukjijat,karena tak terperi dan merupakan misteri karena tak terselami. Mengapa kita bangun dari tidur?
Dan aku akhirnya menyerah. Kuberikan hidupku hari itu pada penyelenggaraanNya. Sebagai ciptaan,aku hanya berkewajiban melakukan yang terbaik untuk membayar hari baru yang dianugerahkan padaku. Hasil dari jerih payahku bukanlah milikku. Pemberontak,yang tak lain aku sendiri,bahkan tidak punya otoritas sama sekali.
sedikit-banyaknya, erri mendapat bacaan yang membantu erri juga kok, om
BalasHapusmet pagi...