Beberapa kali pulang kerja bersama para tukang kasur tidak akan menghentikan rasa ingin tahuku. Tentu saja, aku bertanya pada mereka berapa order yang biasa diterima tiap hari; rata-rata jam berapa mereka pulang ke kontrakan; kalau kemalaman karena tidak mendapat angkutan harus menginap di mana...
embun terakhir
melangkah gegas di
pematang kering
Sudah belasan tahun berkeliling dari desa ke desa, para tukang kasur itu tidak pernah merasakan lagi kekuatiran. "Selalu ada solusi," kata mereka. Bahkan saat harus pulang tanpa membawa pendapatan lalu harus tekor buat ongkos pulang, ringan mereka berkomentar, "Tidak ada yang pasti bagi kami. Maka kalau harus bermalam, kami akan minta ijin yang kasurnya kami perbaiki untuk tidur di teras rumah."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar